Jumat, 23 April 2010

waktu itu, saat ini, dan nanti

entah bagaimana aku dilahirkan.
bagaimana suasana waktu itu.
sepertinya aku tidak mendengar jerit payah seraya dzikir ibuku ketika aku mulai memasuki dunia ini.
aku pun tidak ingat bagaimana ayahku mentalqinkan azan dan iqomah di kedua telingaku.
bahkan aku pun lupa bagaimana aku menangis pertama kali.
aku rasa wajar-wajar saja.
karena Allah tidak memberikan indra yang kuat untukku waktu itu.

tapi kira-kira kini aku dapat membayangkan bagaimana jerit ibuku yg payah waktu itu seiring dengan jerit hati ibuku ketika aku membantah permintaannya.
aku pun kini dapat membayangkan bagaimana ayahku mentalqinkan azan dan iqomah dikedua telingaku, mungkin sama seperti beliau memberikan nasihat dengan lembut namun tegas ketika aku ketahuan pertama kali bertengkar dengan teman.
tapi bagaimana pertama kali aku menangis waktu itu.
sama sekali tidak terbayangkan.
pastinya tidak sama dengan tangis cinta bodohku yang lalu... ya, sama sekali berbeda.

namun nanti ya Allah... aku bermohon..,
katika aku sakaratul maut aku ingin mendengar ibu, ayah, keluarga, orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku berdzikir dengan lembut mengiringi kepergianku tanpa jerit tangis.
dan jika Engkau mengizinkan, aku juga ingin mendengar ayahku atau keluargaku mentalqinkan adzan dan iqomah ketika jasadku bersatu dengan tanah untuk pertama kali.
serta aku memohon sebagaimana aku delahirkan, akupun tidak ingin menagis ketika nanti aku akan dematikan.
aku ingin melafazkan tahlil dan shalawat, "laa Ilaaha illallah... Muhammad ar-rasulullah..." lalu tersenyum karena aku tahu Kau mencintaiku.

02032010

Jumat, 19 Februari 2010

what travel lover are you?



Kamis, 18 Februari 2010

hujan pagi hari 2

angin terasa sangat dingin
ketika ibuku membagunkanku dari tidur
segera aku sadarkan diri
merasakan aktivitas sekitar

ya itu memang suara hujan
hujan yang besar sepertinya
aku kuatkan raga untuk berdiri
beranjak dari kelalaian

hujan pagi ini sangat besar

segera menyucikan diri dengan air wudhu
dan tersungkur diatas sajadah pemberian
bersyukur atas segala nikmat
dan memohon ampun atas segala khilaf

hujan pagi ini sangat besar
aku ingin keluar
membersihkan segala kotoran
dosa-dosa yang sangat lekat untuk dihapuskan

Selasa, 16 Februari 2010

Wajah Sendu

Sebaris cerita untukmu
Dalam kisah sendu hidupku
Menguak problema diri
Mencari hati tuk berbagi

Wajah sendu duduk terdiam
Layangkan sekelebat angan
Tatapan kosong penuh harapan
Pada insan yang ia kenang

Kau adalah bayang wajah sendu
Tak kurasakan keberadaanmu
Dunia milikmu
Menutupiku dalam keberadaanmu

Pejamkan mata membayang
Sebagai tanda terlukisnya harapan
Pemilik wajah sendu dalam biru

Minggu, 14 Februari 2010

sehat?

apakah anda merasa sehat?
sesehat apakah anda?
apakah benar-benar tidak ada satupun penyakit dalam tubuh anda?
pilek?
batuk?
panas?
benar tidak ada?
yakin?
kalau begitu sudahkah anda bersyukur?

segeralah...!!
agar hati anda tidak sakit.

Sabtu, 13 Februari 2010

Hujan Pagi Hari

Pagi ini hujan sangat deras mengguyur kota. Membasahi apapun tanpa pandang bulu. Jalan, taman, pohon-pohon, kendaraan di jalan, dan gedung-gedung semua basah kecuali orang-orang yang mengintip dibalik jendela atau pintu rumahnya sambil berkata. "Sial, pagi-pagi hujan....", atau "Ya Allah,,, kenapa hujan gede baget sih, kan mau berangkat kerja...". Ada-ada saja bentuk kekesalan manusia dan sedikit sekali yang bersyukur.
Namun, siapakah orang-orang yang bersyukur dengan ikhlas dengan datangnya hujan. Ialah petani, orang pertama yang sangat mengharapkan hujan turun ketika panas berkepanjangan. Berharap sawahnya dialiri air hujan yang membawa kesuburan sampai sawahnya menguning dan siap panen. Namun apa yang terjadi bila hujan turun sangat deras hingga menyebabkan banjir, kemudian ratusan hektar sawah gagal panen. Kembali sifat negatif manusia menjadi dominan. Mencaci maki, mengumpat, menganggap tuhan tidak adil.
Lalu siapakah orang-orang yang ikhlas dengan datangnya hujan. Apakah bocah-bocah yang menyewakan payung (ojek payung) kepada orang-orang dijalan. lalu bagaimana bila ia tidak mendapatkan orang yang menyewa payungnya. kembali mengumpat dan mencaci maki.
Seorang teman yang aku kenal dengan baik. Ia tersenyum memandangi hujan, entah apa yang dipikirkan. Ia hanya bilang hujannya sangat bagus. Apakah orang seperti ini yang bersyukur dengan datangnya hujan. Aku tidak tahu. Hanya Allah yang mengetahui isi hati setiap manusia. Tapi aku pernah mendengar temanku berkata. "Rahmat Allah turun pagi-pagi sekali, jadi bisa lari pagi". Mencari kenikmatan dibalik kesempitan yang luas.

Jumat, 12 Februari 2010

Saksi sang langit jingga....

Aku ingin bebas
Dari cegkraman
Yang mengikat
Melilit...
Hingga menjerit
Aaa...agh...h...h....
Apakah harus begini ?
Sampai kapan harus begini ?
Terikat oleh waktu
Yang mengejar
Hingga terdesak
Tersudut dalam lingkar waktu
Yang panjang
Detik-detik kian mendekat
Mengejar diriku yang masih menunggu
Terdengar panggilan itu
Agh....
Telah hilang satu waktuku
Dan mungkin begitu untuk yang kedua
Terus begitu untuk yang kesekian kalinya
Sampai aku mampu untuk pergi...

1104’06

VisualDNAShops